Website Kamu Sering Down? Ketahui Penyebabnya!

4 mins read

Pernahkah kamu mengalami situasi di mana website kamu tiba-tiba tidak bisa diakses? atau mendapat laporan dari pengunjung bahwa situs web kamu tidak bisa diakses? halaman tidak mau terbuka, muncul pesan error, atau loading-nya lama banget.

Situasi seperti ini disebut sebagai downtime, dan bisa sangat merugikan, apalagi jika website digunakan untuk bisnis, portofolio, sistem reservasi atau pelayanan pelanggan. Setiap menit website tidak bisa diakses bisa berarti kehilangan kepercayaan, reputasi, bahkan potensi pendapatan.

Nah, supaya kamu bisa mencegahnya, yuk kita bahas apa saja penyebab umum kenapa website bisa sering down!

1. Hosting Bermasalah

Hosting adalah rumah bagi website kamu. Hosting berfungsi sebagai tempat di mana seluruh data dan file website kamu disimpan. Jika server tempat website kamu berada mengalami gangguan, maka otomatis situsmu juga akan ikut terdampak.

Masalah umum yang sering terjadi pada penyedia hosting adalah server overload karena terlalu banyak website yang ditempatkan dalam satu server (terutama pada shared hosting), maintenance yang kurang terjadwal, atau sistem keamanan yang lemah.

Banyak orang tergoda memilih hosting karena harga murah, tapi lupa mengecek performa dan reputasi penyedia tersebut. Hosting yang murah dan tidak terkelola dengan baik bisa sering mengalami downtime, dan ini akan sangat merugikan dalam jangka panjang, terutama untuk website bisnis.

Penting untuk memperhatikan faktor seperti uptime guarantee (minimal 99.9%), kecepatan server, lokasi data center, dan kemudahan akses ke tim support. Jika website kamu mulai tumbuh dan trafik meningkat, pertimbangkan untuk upgrade ke VPS, cloud hosting, atau dedicated server agar performa lebih stabil dan downtime bisa diminimalisir.

2. Trafik Mendadak Tinggi

Mendapatkan banyak pengunjung ke website tentu menjadi impian semua pemilik situs—apalagi jika berasal dari konten yang viral, promosi besar-besaran, atau event tertentu seperti flash sale. Namun, euforia tersebut bisa berubah jadi mimpi buruk jika infrastruktur website kamu tidak siap menangani beban tambahan.

Ketika jumlah request ke server melonjak drastis dalam waktu singkat, dan server tidak punya cukup sumber daya untuk meresponsnya, maka hasilnya jelas: website jadi lambat, bahkan down total.

Masalah ini sering terjadi pada website yang menggunakan paket hosting standar tanpa kemampuan untuk scaling, baik itu scaling vertikal (menambah kapasitas server) maupun horizontal (menambah jumlah server).

Selain itu, tidak adanya sistem caching dan Content Delivery Network (CDN) akan semakin membebani server karena harus melayani semua request secara langsung dan berulang. Solusinya, selain memilih hosting yang fleksibel dan mendukung peningkatan kapasitas otomatis.

Kamu juga bisa mengimplementasikan sistem caching (misalnya dengan plugin di WordPress) dan CDN untuk mendistribusikan beban secara global. Dengan begitu, website tetap stabil meskipun trafik melonjak secara tiba-tiba.

3. Kesalahan Kode atau Plugin

Website yang dibangun dengan CMS seperti WordPress seringkali bergantung pada plugin dan tema pihak ketiga. Kalau salah satu plugin mengalami bug, tidak kompatibel dengan versi terbaru CMS, atau terjadi konflik antar plugin, website bisa crash total.

Bahkan pada website custom sekalipun, kesalahan dalam penulisan kode atau skrip dapat menyebabkan error fatal. Maka dari itu, penting untuk selalu menguji update secara berkala dan punya sistem backup otomatis.

4. Serangan Cyber (DDoS, Malware, dll.)

Internet bukanlah tempat yang sepenuhnya aman. Serangan DDoS (Distributed Denial of Service) bisa membanjiri server kamu dengan trafik palsu hingga akhirnya tumbang. Begitu juga dengan malware atau script jahat yang bisa merusak sistem dan mematikan website dari dalam.

Ancaman siber yang terus berkembang, pada semua website besar maupun kecil, bisa menjadi target. Jika kamu belum menggunakan sistem keamanan seperti Web Application Firewall (WAF), anti-malware, dan perlindungan DDoS, website kamu bisa jadi target empuk.

Salah satu serangan yang paling umum adalah DDoS (Distributed Denial of Service), di mana ribuan atau bahkan jutaan permintaan palsu dikirim ke server kamu secara bersamaan. Tujuannya? Membuat server kewalahan hingga tidak bisa melayani pengunjung asli—alias website jadi down total.

Tanpa perlindungan yang memadai seperti Web Application Firewall (WAF), sistem anti-malware, pemantauan aktivitas mencurigakan, serta backup berkala, kamu memberikan jalan masuk yang mudah bagi para penyerang.

Bahkan langkah sederhana seperti mengaktifkan otentikasi dua faktor (2FA) dan rutin memperbarui sistem keamanan bisa membuat perbedaan besar. Ingat, lebih baik mencegah daripada sibuk memulihkan kerusakan setelah diserang.

5. DNS Error

Domain Name System (DNS) ibarat petunjuk arah ke rumah kamu di internet. Jika DNS tidak bekerja dengan baik, maka browser tidak bisa menemukan lokasi server kamu—dan akibatnya, pengunjung akan mendapati halaman error atau pesan “server not found”.

Kesalahan DNS bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari konfigurasi yang keliru, domain yang belum terpropagasi dengan sempurna setelah perubahan, hingga layanan DNS dari provider yang lambat atau tidak stabil. Hal-hal ini sering terjadi saat migrasi hosting, perubahan nameserver, atau ketika domain diperbarui namun tidak disinkronkan dengan baik.

Solusinya, gunakan layanan DNS yang cepat dan terpercaya, seperti Cloudflare, Google DNS, atau layanan premium dari penyedia hosting. Pastikan juga untuk selalu mencatat konfigurasi DNS dengan benar dan melakukan verifikasi setelah setiap perubahan.

6. Masalah SSL atau Sertifikat Kadaluarsa

Sertifikat SSL adalah bukti bahwa website kamu aman untuk dikunjungi. Jika SSL expired atau salah konfigurasi, browser modern akan langsung memberi peringatan besar: “Your connection is not private” atau “This site is not secure“.

Bagi sebagian besar pengunjung, ini sudah cukup untuk membuat mereka langsung menutup halaman dan tidak kembali lagi, karena website dianggap tidak aman. Selain membuat pengunjung pergi, website juga bisa dianggap “down” secara fungsional.

Akibatnya, website kamu bisa kehilangan trafik, kredibilitas, bahkan ranking SEO—meskipun secara teknis server tetap berjalan. Maka dari itu, selalu periksa masa aktif SSL dan gunakan layanan otomatis perpanjangan agar tidak kedaluwarsa diam-diam.

Wah, ternyata website yang sering down bisa disebabkan oleh berbagai hal dan dapat merugikan banyak hal. Dengan mengenali penyebab-penyebab umum seperti masalah hosting, lonjakan trafik, hingga kesalahan teknis, kamu bisa lebih siap mencegahnya.

Jangan tunggu masalah muncul dulu, lebih baik antisipasi sejak sekarang agar website kamu tetap stabil, aman, dan bisa diandalkan kapan pun dibutuhkan!

Butuh Bantuan Layanan Website?

Share:
Daftar Isi