Ketahui Penyebab Error 500 dan 400

3 mins read

Pernahkah Anda ketika mencoba mengunjungi sebuah situs web, muncul error HTTP 500 atau 400  pada halaman situs web? atau bahkan Anda mengalami hal serupa pada situs web yang Anda miliki? Dalam menghadapi error HTTP 500 dan 400 adalah hal yang umum terjadi.

Error HTTP 500 menunjukkan adanya masalah internal di server yang menyebabkan server tidak dapat memproses permintaan dengan benar, sementara error HTTP 400 menandakan bahwa permintaan yang dikirim oleh klien tidak dapat dipahami atau tidak memenuhi format yang diharapkan oleh server. Yuk kita simak, langkah seperti apa sajakah yang dapat diambil untuk menangani permasalahan seperti ini dengan tepat.

 

A. Error HTTP 500 – Internal Server Error

Error HTTP 500 pada umumnya menunjukkan bahwa terdapat masalah di sisi server saat mencoba memproses permintaan yang diberikan sehingga hal ini mengarahkan Anda untuk menghubungi administrator server untuk memberitahukan kapan error terjadi dan langkah-langkah yang Anda lakukan sebelum error muncul. Beberapa penyebab error HTTP 500 dapat terjadi meliputi:

1. Kode Program yang Salah

Kesalahan dalam logika atau sintaks dari kode program atau script di server dapat menyebabkan server gagal memberikan respons yang benar. Contohnya termasuk kesalahan dalam penanganan eksepsi atau kondisi tak terduga.

2. Masalah Konfigurasi Server

Konfigurasi server yang tidak tepat atau tidak lengkap dapat menyebabkan error 500. Ini bisa termasuk pengaturan yang tidak cocok dengan aplikasi atau perangkat lunak yang dijalankan, seperti versi PHP atau setting database yang tidak sesuai.

3. Keterbatasan Sumber Daya

Server mungkin tidak memiliki cukup sumber daya (CPU, RAM, atau ruang disk) untuk menangani permintaan saat itu. Ini bisa disebabkan oleh lalu lintas yang tinggi atau pengaturan kapasitas server yang tidak memadai.

4. Kegagalan Basis Data

Aplikasi web yang bergantung pada basis data bisa mengalami error 500 jika terjadi masalah dalam koneksi basis data atau kesalahan dalam eksekusi query.

5. Masalah pada File .htaccess

Pada server Apache, kesalahan dalam penulisan atau konfigurasi file `.htaccess` dapat menyebabkan server menghasilkan error 500.

 

B. Error HTTP 400 – Bad Request

Error HTTP 400 umumnya menunjukkan bahwa ada kesalahan pada permintaan yang dikirim oleh klien ke server seperti formulir web atau URL. Pesan ini mungkin memberikan detail tambahan tentang upaya server untuk menangani permintaan yang gagal seperti menggunakan ErrorDocument. Beberapa penyebab error HTTP 400 dapat terjadi meliputi:

1. Permintaan yang Tidak Valid

Permintaan HTTP yang dikirim oleh klien tidak memenuhi format atau struktur yang diharapkan oleh server. Ini bisa terjadi karena header HTTP yang salah atau tidak lengkap.

2. Parameter Query String yang Salah

Pada permintaan HTTP GET, parameter query string yang tidak valid atau tidak sesuai dengan format yang diharapkan dapat menyebabkan error 400.

3. Cookie yang Tidak Valid

Cookie yang dikirim oleh klien kepada server tidak valid atau tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh aplikasi.

4. Payload yang Tidak Valid

Permintaan HTTP POST atau PUT yang memiliki payload (data yang dikirim) tidak sesuai dengan format yang diharapkan oleh server.

5. Karakter Tidak Valid

Beberapa karakter yang digunakan dalam permintaan HTTP mungkin tidak valid atau tidak diizinkan oleh server, terutama dalam konteks URL atau dalam data form.

 

C. Penanganan Error

Untuk mengidentifikasi dan menangani error HTTP 500 dan 400, Anda dapat mencoba melakukan hal-hal berikut ini:

1. Logging Error

Pastikan server menghasilkan log error yang mencatat detail penyebab dari setiap error yang terjadi. Hal ini sangat penting untuk mendiagnosis masalah dengan lebih baik.

2. Pemantauan Kinerja

Gunakan alat pemantauan untuk mengawasi penggunaan sumber daya server dan lalu lintas aplikasi. Ini membantu Anda menemukan titik-titik kelebihan beban atau keterbatasan sumber daya yang dapat menyebabkan error.

3. Uji Validasi Permintaan

Pastikan aplikasi Anda melakukan validasi yang memadai terhadap setiap permintaan yang masuk, baik itu untuk format header, parameter query string, atau data yang dikirim melalui payload.

4. Pembaruan Perangkat Lunak

Selalu perbarui perangkat lunak server (seperti Apache, Nginx, PHP, dll.) serta aplikasi web untuk memperbaiki kerentanan keamanan dan masalah bug yang mungkin menyebabkan error.

5. Uji Regresi

Setiap kali mengubah konfigurasi server atau kode aplikasi, lakukan uji regresi untuk memastikan tidak ada perubahan yang memperkenalkan masalah baru yang dapat menyebabkan error HTTP.

 

Nah, sekarang sudah tahu kan kenapa situs web seringkali muncul kedua error tersebut? Perlu diingat bahwa error HTTP 500 adalah internal server eror saat mencoba memproses permintaan, sedangkan error HTTP 400 adalah kesalahan pada permintaan yang dikirim oleh klien ke server. Dengan melakukan pemantauan aktif, logging error yang efektif, dan penerapan praktik pengembangan yang baik, pengelola aplikasi web dapat mengurangi kemungkinan terjadinya error ini, meningkatkan pengalaman pengguna, dan memastikan kehandalan sistem secara keseluruhan.

Butuh Bantuan Layanan 24/7?

Share: