DEV-OPS merupakan hal baru di Indonesia, namun banyak perusahaan yang mulai memiliki divisi ini. Sebelumnya, Dev-Ops merupakan dua divisi berbeda dalam dunia IT yang kemudian dalam kasus tertentu dijadikan satu kesatuan divisi. Untuk penjelasan lebih lanjut akan dibahas satu persatu kedua divisi ini.
DEV – Developer Team
Tugas dari Developer Team ini untuk membuat produk baru, fitur-fitur baru, memperbaharui keamanan, dan memperbaiki bug.
OPS – Operations Team
Tugas yang dikerjakan dari tim operator ini adalah untuk menyiapkan proses pembangunan dan produksi, memelihara dan memastikan perhitungan waktu dari suatu server, menilai kualitas server, dan mengdiagnosis error ketika migrasi.
Terkadang dikarenakan divisi yang berdiri sendiri-sendiri ini memunculkan masalah dalam pengerjaannya, masalah yang sering terjadi antara lain :
1. Server belum siap, sementara produk perlu untuk Go Live.
2. Code terdapat bug, yang menyebabkan error ketika migrasi.
3. Hari launching sudah dekat, dengan waktu yang tidak cukup.
Persoalan di atas timbul karena Developer Team dan Operations Team bekerja secara terpisah, untuk itu dalam beberapa perusahaan dibuatlah divisi Dev-Ops dengan tugas mengintegrasikan pengembang dan tim operasi untuk meningkatkan kolaborasi dan produktivitas dengan mengotomatisasi infrastruktur, mengotomatisasi alur kerja, dan terus mengukur kinerja aplikasi. Dengan cara bagaimana?
1. Mengintegrasi berkelanjutan, penggabungan repositori
2. Pengiriman secara terus menerus, menggunakan kontrol versi untuk semua artefak produksi
3. Penyebaran terus menerus, membuat mereka ditayangkan
4. dll (manajemen konfigurasi, infrastruktur sebagai kode, pemantauan, pencatatan, komunikasi & kolaborasi).
Hal-hal di atas dilakukan dengan tujuan,
1. Meningkatkan frekuensi penyebaran
2. Waktu peluncuran lebih cepat
3. Tingkat kegagalan produk rilis baru yang rendah
4. Mempersingkat waktu tunggu perbaikan
5. Waktu pemulihan lebih cepat
inilah suatu divisi IT yang dapat membantu meningkatkan kinerja produktivitas.