Apa itu Bounce Rate? Cara Kerja dan Cara Menguranginya

4 mins read

Bounce rate adalah terminologi yang digunakan untuk meningkatkan mutu suatu website. Saat ini, website dan blog tidak hanya berperan sebagai platform untuk menyampaikan opini, melainkan juga sebagai alat untuk memperboost penjualan melalui pemasaran digital serta meningkatkan kesadaran konsumen dan tujuan lainnya.

Karena itulah, di dalam website dan blog terdapat suatu parameter evaluasi yang dikenal sebagai bounce rate. Lalu, apa definisi bounce rate, cara kerjanya dan bagaimana menguranginya? Yuk simak artikel nya!

 

Apa itu Bounce Rate?

Sebelum memahami konsep bounce rate, penting untuk memahami terlebih dahulu makna “bounce” dalam ranah pemasaran digital. Dengan merujuk pada informasi dari Google Analytics, secara sederhana, bounce merujuk pada situasi ketika pengunjung sebuah website hanya datang dan tidak melakukan tindakan apapun.

Tindakan tersebut mencakup aktivitas seperti mengklik tautan, memutar video, dan lain-lain, yang pada dasarnya adalah interaksi yang dilakukan oleh pengunjung di website tersebut. Setelah tidak melakukan interaksi apa pun, dalam waktu kurang dari 0 detik, pengunjung kemudian meninggalkan website, kembali ke halaman sebelumnya.

Oleh karena itu, istilah “bounce” sering disebut sebagai sesi satu halaman, yang merupakan interaksi sekali saja antara pengunjung dan website. Bounce rate sendiri merupakan metrik untuk mengukur tingkat bounce, dihitung dengan membagi jumlah bounce dengan total sesi, yaitu jumlah orang yang mengunjungi website.

Tentu saja, pada website yang mungkin tidak memiliki elemen interaksi atau terdiri hanya dari satu halaman, bounce rate-nya cenderung tinggi. Hal ini karena pengguna tidak memiliki banyak opsi untuk berinteraksi di website sebelum memutuskan untuk menutupnya atau kembali ke halaman mesin pencari tempat mereka menemukan website tersebut.

 

Apa yang Mempengaruhi Bounce Rate?

Besar kecilnya bounce rate dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal melibatkan desain dan konten website, sementara faktor eksternal mencakup kecepatan internet dan kemudahan akses bagi pengunjung. Berikut penjelasan mengenai aspek-aspek tersebut:

1. Kecepatan Loading

Kecepatan loading sangat menentukan bounce rate. Pengunjung menginginkan website yang cepat terbuka. Jika loading lambat, pengunjung cenderung menutup website sebelum halaman terbuka sepenuhnya. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan kecepatan loading agar menjaga minat pengunjung saat pertama kali membuka website.

2. Desain

Setelah kecepatan loading, desain dan tampilan website menjadi faktor kedua yang memengaruhi bounce rate. Penting untuk menciptakan pengalaman pengunjung yang nyaman dengan tampilan yang baik. Terlalu banyak widget atau susunan yang membingungkan dapat membuat pengunjung merasa terganggu dan meninggalkan website sebelum membaca kontennya.

3. Konten

Kualitas konten menjadi faktor kunci dalam menentukan bounce rate. Konten yang menarik, baik berupa tulisan, foto, atau video, menjadi daya tarik utama website. Hindari plagiat, tonjolkan manfaat dari artikel yang dibuat, dan fokus pada kualitas konten untuk membuat pengunjung tertarik dan tinggal lebih lama di website.

4. Linking

Aspek linking juga berperan dalam mengelola bounce rate. Pemasukan internal link dalam artikel dapat memudahkan pencarian lebih lanjut, tetapi harus relevan dengan konten. Sementara itu, jumlah eksternal link sebaiknya diminimalkan untuk mencegah pengunjung tertarik membuka website lain. Terlalu banyak eksternal link dapat meningkatkan bounce rate karena pengunjung akan berpindah ke website lain.

 

Bagaimana Cara Kerja Bounce Rate?

Bounce rate beroperasi dengan menghitung berapa banyak pengunjung yang hanya membuka satu halaman pada website atau blog yang dikelola. Rumus untuk menghitung persentase bounce rate adalah membagi jumlah pengunjung yang hanya membuka satu halaman dengan total jumlah pengunjung, kemudian dikalikan 100%.

Penting untuk dicatat bahwa cara kerja bounce rate tidak hanya didasarkan pada durasi kunjungan yang singkat, yang umumnya dihitung kurang dari 10 detik. Selain itu, evaluasi juga melibatkan pertimbangan lain, seperti apakah pengunjung tersebut tertarik untuk mengklik konten lainnya.

Sebagai contoh, jika sebuah blog memiliki sekitar 1 juta pengunjung setiap bulan, dan 500 ribu di antaranya hanya membuka satu halaman, maka bounce rate dapat dihitung dengan rumus 500.000:1.000.000×100% = 50%.

Dalam kasus ini, bounce rate blog tersebut adalah 50%. Meskipun angka ini sedikit melebihi rekomendasi ideal sebesar 30%-50%, hal ini menunjukkan bahwa ada potensi perbaikan baik dari segi konten maupun tampilan untuk mengurangi bounce rate.

 

Apa Saja Jenis Bounce Rate?

Kamu telah memahami konsep bounce rate dan cara menghitungnya.

Menurut Search Engine Journal, terdapat tiga pendekatan untuk melihat dan menganalisis bounce rate, yaitu:

1. Page Level Bounce Rate

Ini melibatkan perhitungan jumlah bounce pada suatu halaman tertentu, dibagi dengan jumlah pengunjung (sering disebut sebagai sesi) yang mengakses halaman tersebut dalam periode waktu tertentu.

2. Sitewide Bounce Rate

Sitewide bounce rate melibatkan perhitungan jumlah bounce di semua halaman suatu website, dibagi dengan total jumlah pengunjung yang mengakses semua halaman dalam periode waktu tertentu.

3. Segmented Bounce Rate

Segmented bounce rate mirip dengan sitewide bounce rate, namun fokusnya bukan pada seluruh halaman website. Ini mencakup sebagian halaman tertentu pada website, memungkinkan analisis yang lebih terperinci terhadap performa spesifik dari suatu segmen website.

Dengan menggunakan ketiga metode ini, pemilik website atau pemasar dapat mendapatkan wawasan yang lebih mendalam mengenai bagaimana pengunjung berinteraksi dengan halaman-halaman spesifik atau keseluruhan website, membantu mereka membuat perbaikan yang diperlukan untuk mengurangi bounce rate.

 

Cara Mengurangi Bounce Rate

Seperti yang telah disebut sebelumnya, bounce rate yang optimal untuk sebuah website berada dalam rentang 30%-50%. Jika bounce rate turun di bawah 20%, itu dapat menjadi tanda risiko serius, bahkan hingga potensi terjadinya kesalahan pada website. Bagaimana caranya mengatasi bounce rate yang tinggi? Berikut informasinya.

1. Optimalkan Penempatan Call to Action (CTA)

Salah satu langkah pertama dalam mengurangi bounce rate adalah dengan mengoptimalkan penempatan Call to Action. Kebanyakan pengunjung membuat keputusan tentang suka atau tidak suka terhadap suatu website dalam beberapa detik pertama kunjungan. Dengan menempatkan CTA secara strategis, terutama di area yang menonjol tanpa scrolling, dapat meningkatkan interaksi pengguna. Pastikan CTA jelas dan jujur untuk menghindari kebingungan dan menciptakan pengalaman positif.

2. Pasang Foto Berkualitas Tinggi

Penggunaan foto berkualitas tinggi, terutama pada landing page, dapat memberikan kesan positif kepada pengunjung. Banyaknya layanan penyedia gambar berkualitas tinggi secara gratis seperti Shutterstock, Unsplash, StockSnap, dan Pixabay memudahkan dalam memilih gambar yang dapat meningkatkan kualitas visual website.

3. Lakukan A/B Testing

Melakukan A/B Testing atau split testing membantu dalam membandingkan dua versi halaman website untuk menentukan versi mana yang lebih efektif. Ini dapat membantu mengidentifikasi langkah-langkah bisnis yang perlu diambil, meningkatkan lalu lintas, mengurangi bounce rate, dan merancang strategi pemasaran berdasarkan data yang akurat.

4. Buat Konten yang Mudah Dibaca

Kebanyakan konten website berupa teks, sehingga penting untuk memastikan bahwa teks dapat dengan mudah dibaca di berbagai perangkat. Hindari menggunakan teks yang terlalu kecil dan perhatikan faktor-faktor seperti warna, spasi, dan margin untuk memastikan keterbacaan yang baik.

5. Tingkatkan Pagespeed Website

Pagespeed, atau kecepatan loading halaman website, memainkan peran penting dalam memengaruhi keputusan pengunjung. Pastikan bahwa website tidak memerlukan waktu loading yang terlalu lama, yang dapat membuat pengunjung kehilangan minat. Menggunakan alat seperti Google Pagespeed dan Pingdom dapat membantu meningkatkan kecepatan loading website.

Dengan menerapkan langkah-langkah ini, dapat diharapkan bahwa bounce rate akan berkurang, meningkatkan interaksi pengguna, dan memberikan pengalaman positif pada pengunjung website.

 

Penutupan

Demikianlah informasi yang disampaikan oleh Mostar Studio mengenai bounce rate. Pahami dan implementasikan strategi untuk menguranginya dalam konteks pemasaran kamu!

Selain bounce rate, dunia pemasaran digital memiliki banyak istilah lain yang dapat dieksplorasi, karena merupakan bidang yang menjanjikan dalam hal karier.

Untuk memperdalam pemahaman, kamu dapat menjelajahi berbagai artikel di Mostar Studio Blog! Di sana, kamu akan menemukan pembahasan mengenai digital marketing, baik dari aspek teknis hingga praktis, yang disajikan dalam format yang mudah dipahami.

Ayo, jangan lewatkan kesempatan untuk membaca beragam artikel terbaru dan tetap update dengan informasi terkini!

Share: